Umrah Anti-mainstream adalah buku yang saya beli pada event Big Bad Wolf 2020 di ICE BSD City Tangerang.
Buku ini ditulis oleh Nordin Hidayat, seorang jurnalis yang berdomisili selama 15 tahun di Arab Saudi dan memiliki usaha travel umrah dan haji. Inti dari buku ini adalah ajakan agar kita lebih mengenali dan menyelami suasana kehidupan di Saudi saat umrah. Ia juga menyarankan untuk berkunjung ke situs-situs bersejarah.
Buku ini sebenarnya sudah agak lama saya baca, jadi lupa-lupa inget. Namun, saya ingin mencatat beberapa hal penting yang sangat berkesan, antara lain:
Orang Saudi sangat protektif terhadap kaum wanitanya.
Di sini saya merasa iri… wanita sangat diistimewakan. Mereka tidak harus mencari nafkah, tugasnya hanya sekitar urusan domestik.
Saat berada di tempat umum, wanita dan pria dipisahkan. Saat antre di restoran, wanita mendapatkan prioritas untuk dilayani terlebih dahulu.
Dalam budaya yang sangat menghormati wanita, bukan hal aneh bila biaya untuk pernikahan amat tinggi, yakni sekitar 500 ribu rial. Selain itu, peminang juga harus mendepositkan sejumlah uang yang dapat dicairkan apabila terjadi perceraian. Hal ini diwajibkan pemerintah Saudi, sehingga ada jaminan bagi masa depan si wanita.
Tingginya biaya pernikahan ini memang menimbulkan beberapa ekses, seperti:
- semakin tuanya usia harapan nikah,
- kaum laki-laki yang memilih menikah dengan bangsa lain, dan
- munculnya pernikahan dengan hukum yang tidak mengikat laki-laki untuk menafkahi kaum wanita, seperti tren nikah misyar dan nikah frendi.
Hal lain yang saya soroti adalah… mengenai dunia perbankan.
Meski tanpa embel-embel bank Islam atau syari’ah, semua bank di Saudi adalah bank yang menganut syariat Islam, yakni sistem non-riba.
Yang biasa kita temui di Indonesia adalah sistem kredit/leasing dengan bunga. Setiap bulan besarnya berubah-ubah mengikuti suku bunga pinjaman dan ada denda keterlambatan. Sementara kredit kendaraan di Saudi menggunakan akad ar-rahn intaha bi at-tamalluk, atau sewa yang berakhir dengan kepemilikan.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Angsuran bulanan dianggap sebagai uang sewa, bila ada keterlambatan hanya dianggap belum membayar uang sewa dan ditagih pada bulan berikutnya dengan jumlah yang tetap. *wah, adil ya… dan tidak ada unsur kemaruk
Sementara bagi nasabah yang memiliki tabungan pada bank-bank Saudi, tidak mendapatkan bunga. Biasanya skema yang digunakan adalah investasi dengan sistem bagi hasil dan mengandung resiko untung-rugi.
Masih banyak hal-hal unik dan ajaib mengenai orang Saudi, seperti sistem sosial yang sangat mendukung warganya yang berbakti pada orang tua, sifat tidak terlalu mengejar dunia, dan memasrahkannya pada Allah, dst.
Harus baca buku ini, untuk tahu lengkapnya!
Kali ini kita belajar istilah Jawa dari buku “Pitutur Luhur Budaya Jawa“ Kere munggah bale kalau diterjemahkan berarti pembantu yang dijadikan istri oleh tuan atau . . .
Dikisahkan bahwa ada dua orang buta duduk di jalan yang biasa dilalui Ummu Ja’far yang terkenal pemurah. Salah seorang di antara mereka masih mempunyai sanak . . .