Saya suka membaca kisah-kisah ajaib para wali. Buku yang saya baca kali ini berjudul “Surat kepada Anjing Hitam” karya Saifur Rahman. Sebuah buku tentang biografi dan karomah yang dimiliki oleh Kyai Kholil Bangkalan, Madura.
Judul yang aneh itu rupanya berasal dari salah satu kisah yang dimuatnya.
Seorang calon jama'ah haji diminta Kyai Kholil menyampaikan surat pada anjing hitam saat tiba di Masjidil Haram. Ternyata, anjing hitam itu adalah wali Allah yang menyamar dan sedang menunaikan ibadah haji. Kisah lengkapnya dapat dibaca pada laman ini.
Kyai Kholil hidup sezaman dengan Syaikh Nawawi Al-Bantani. Saifur Rahman terinspirasi membuat biografi beliau karena pernah membaca biografi Syaikh Nawawi.
Penulis buku yang ia baca menyayangkan bahwa belum ada buku biografi tentang Kyai Kholil Bangkalan. Ia berharap ada putra Madura yang mau menulis biografi tentang beliau. Kebetulan Saifur Rahman adalah putra Madura asli… ia lalu bertekad untuk mulai menyusun biografi dari Kyai Kholil.
Sejak menjadi santri muda, Kyai Kholil sudah istimewa.
Dalam buku ini terdapat silsilah dari Kyai Kholil. Baik dari sisi ibu maupun ayah beliau merupakan keturunan dari Rasulullah. Kyai Kholil masih keturunan dari Sunan Gunung Jati.
Kyai Kholil muda berangkat untuk belajar agama di Mekkah pada tahun 1859. Di sana ia belajar pada banyak guru, termasuk pada Syaikh Nawawi Al-Bantani.
Kyai Kholil memiliki kebiasaan yang aneh. Saking menghormati tanah haram, saat buang air besar beliau keluar ke wilayah tanah halal.
Lain lagi ceritanya saat beliau berguru pada Syaikh Ali Rahbini, yang seorang tuna netra. Kholil sengaja tidur di pintu masjid agar terinjak saat gurunya lewat. Untuk kemudian Kholil dapat menuntun gurunya ke pengimaman.
Kyai Kholil sebagai Pemimpin Pesantren
Setelah dirasa cukup ilmunya, Syaikh Ali Rahbini memerintahkan Kholil untuk kembali ke tanah Jawa. Santri-santri yang berguru pada Kyai Kholil banyak yang merupakan calon tokoh besar, seperti Hasyim Asyhari.
Selain K.H. Hasyim Asyhari, terdapat juga tokoh-tokoh lainnya seperti:
- KH. Abdul Wahab Hasbullah. Penerus dan dan pengasuh Pesantren Tambak Beras, Jombang. Tokoh pendiri NU.
- KH. Bisri Mustofa. Pendiri dan pengasuh Pesantren Rembang. Ayah dari Gus Mus.
- KH. Abdullah Mubarok. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya.
- KH. Abdul Karim. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
- KH. Munawwir. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.
- KH. Nawawi bin Noer Hasan. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan.
Awalnya, beliau adalah gadis keturunan keluarga Imran. Beliau menjadi istri Fir’aun tidak terjadi begitu saja. Fir’aun adalah raja yang lalim di Mesir. Setelah ditinggal istrinya, . . .
Ternyata kisah Ratu Balqis sebelum bertemu Nabi Sulaiman agak serem. Di bawah ini saya tuliskan kisahnya dari buku Untold Story: Ratu Balqis. Dalam riwayat lain, . . .