Pada suatu hari di gedung pemerintahan Amerika, seorang lelaki keturunan Yahudi mengunjungi temannya sesama keturunan Yahudi yang telah terpilih menjadi seorang anggota parlemen. Dia memohon, “Aku membutuhkan pertolonganmu untuk dapat pekerjaan. Tapi aku bukan sarjana.”
“Apakah kau anggota partai?”
“Ya tentu saja.”
“Oke, kau bisa jadi anggota parlemen, gajimu US$ 300 ribu setahun.”
“Gajinya banyak sekali, hmmm…. Tapi, tolong jangan berikan aku jabatan itu. Berikan saja jabatan yang tak sepenting itu, walaupun gajinya lebih rendah,” katanya.
“Baiklah kalau begitu, kau akan aku tunjuk menjadi direktur perusahaan negara, gajimu 200 ribu dolar setahun.”
“Jabatan itu masih terlalu tinggi untukku, jangan sepenting itu.” kata lelaki itu lagi.
“Baiklah, kau akan aku angkat sebagai birokrat, statusmu adalah pegawai negeri. Gajimu cuma 80 ribu dolar.”
“Wah, itu pun masih terlalu tinggi. Aku minta jabatan sederhana saja. Mungkin kau bisa mengangkat aku menjadi staf yang kerjanya mengetik, atau jenis-jenis pekerjaan semacam itulah…”
“Wah, sepertinya aku tidak bisa menolongmu. Untuk menjadi staf yang tugasnya mengetik, minimal kau harus sarjana.”
Sumber: buku “Parodi Orang Yahudi” oleh Mozes As.
Seorang pria ditangkap dengan tuduhan mencoba mencuri seekor lembu. Ia diborgol, dan diarak berkeliling kota. Salah seorang temannya melihat adegan ini, dan bertanya, “Apa perkara? . . .
Bagaimana hubungan antara usia dan pemikiran? Pada umur 20, kita cemas tentang apa yang orang pikirkan tentang kita. Pada umur 40, kita tak peduli apa . . .


