Rasa dalam budaya Jawa mendapat apresiasi yang cukup tinggi. Adanya istilah bawa rasa, angon rasa, rasa pangrasa menunjukkan bahwa orang Jawa sangat peduli pada aspek rasa atau perasaan. Dalam filsafat, konsep rasa dekat dengan konsep estetika.
Menjaga perasaan berarti menghormati batin orang lain agar tidak sakit hati. Pikiran, ucapan, dan tindakan yang selalu angon rasa berarti bahwa ucapan dan sikap harusnya dilakukan dengan hati-hati agar jangan sampai mengganggu perasaan orang lain. Orang yang egois sulit sekali memahami perasaan orang lain. Orang yang sulit sekali memahami perasaan orang lain, memiliki sikap yang kurang memperhatikan orang lain, sehingga membuat persahabatan menjadi mudah renggang.
Sumber:
- buku “Satu Abad Muhammadiyah: Tafsir Jawa Keteladanan Kiai Ahmad Dahlan” karya GRAy. Koes Moertiyah dan HM. Nasruddin Anshoriy Ch
- Foto
Menang tanpo ngasorake! Ungkapan Jawa ini memiliki arti bahwa kemenangan yang kita inginkan jangan sampai merendahkan orang lain. Menang tanpa menghinakan. Tanpa mempermalukan. Menang dengan . . .
Kyai Haji Maimun Zubair (Mbah Moen) pernah bicara soal istri dan bidadari. Bagi Mbah Moen istri dan bidadari itu hal yang berbeda namun saling melengkapi. . . .


