Menang tanpo ngasorake! Ungkapan Jawa ini memiliki arti bahwa kemenangan yang kita inginkan jangan sampai merendahkan orang lain. Menang tanpa menghinakan. Tanpa mempermalukan. Menang dengan cara elegan. Menang dengan jiwa besar, namun lawan tetap bisa menegakkan kepala tanpa dinistakan.
Ajining diri saka pucuke lathi, ajining raga saka busana.
Falsafah ini berarti harga diri seseorang terletak dari lidahnya dan kemampuan menempatkan diri sesuai situasinya.
Menang tanpo ngasorake. Menang yang terbaik adalah menang tanpa merendahkan orang lain. Menang tanpa menghinakan. Menang tanpa mempermalukan. Menang dengan cara elegan. Menang dengan jiwa besar.
Sumber:
- buku “Kepemimpinan Militer (Jilid 2)” karya Prabowo Subianto
- Foto
Rasa dalam budaya Jawa mendapat apresiasi yang cukup tinggi. Adanya istilah bawa rasa, angon rasa, rasa pangrasa menunjukkan bahwa orang Jawa sangat peduli pada aspek . . .
Kyai Haji Maimun Zubair (Mbah Moen) pernah bicara soal istri dan bidadari. Bagi Mbah Moen istri dan bidadari itu hal yang berbeda namun saling melengkapi. . . .


