Masih dari buku “Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800-1942″ karya DR. Nina H. Lubis:
Perkawinan antara keluarga bupati dalam satu keresidenan merupakan hal yang lumrah. Kiranya hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kemurnian darah bangsawan sekaligus untuk mempertahankan status. Pernikahan dengan keluarga yang tidak sederajat bisa dianggap mengurangi derajat kebangsawanan. Contoh perkawinan yang sederajat adalah perkawinan Raden Suriakarta Hadiningrat, putra Bupati Bandung, dengan Raden Ayu Ratnaningrat, putri Bupati Cianjur, seperti dilukiskan oleh pengarang Wawasan Carios Munada sebagai berikut:
Satria Raden Kumetir Lulut layeut jeung garwana sami pada asihna teh toyoh sarua bogohna wantu sami mustika emas ngempur sami ngempurna inten campur jeung berlian
Terjemahannya:
Satria Raden Kumetir seiring sejalan dengan istrinya sama saling mengasihi kiranya sama-sama cinta sebab sama-sama mutiara emas berkilau sama berkilau intan bercampur berlian
Demikianlah ungkapan seorang pengarang tentang betapa serasinya pasangan suami-istri yang berderajat sosial sama tinggi.
Kedudukan sebagai garwa padmi seorang dalem tampaknya menjadi dambaan kaum menak yang memiliki anak gadis. Hal ini dapat dibaca dalam surat yang ditulis oleh Hoofdpenghulu Garut, Raden Haji Muhamad Musa, kepada cucunya, Raden Ayu Rajapamerat yang menjadi istri Bupati Sumedang. Surat yang bertanggal 17 April 1884 itu berbunyi antara lain:
Moega-moega pait daging, moega aja daradjatna, kalis tina hama omong, moega-moega katoelaran, koe salira gamparan, djadi padmi nganggo pajoeng, diadjen koe sanagara
Terjemahannya:
Semoga kuat dan tangguh, semoga naik derajatnya, terhindar dari fitnah, semoga tertulari, oleh diri paduka, menjadi padmi (yang) memakai payung kebesaran, dihormati (orang) senegara
Ungkapan di atas menunjukkan harapan Hoofdpenghulu Garut itu agar cucunya yang wanita dapat menjadi garwa padmi putra Bupati Sumedang. Dengan menjadi garwa padmi, cucunya akan memakai payung kebesaran dan dihormati oleh rakyat sekabupaten… Harapan menjadi garwa padmi seorang bupati atau setidak-tidaknya menjadi salah seorang istri menak tinggi, dapat pula dilihat dari salah satu bagian Wawasan Carios Munada yang mengisahkan putra Bupati Sumedang yang bernama Raden Suryakusumandinata, ketika masih menjadi kumetir kopi di Cianjur. Daya pikat putra bupati ini demikian hebatnya sehingga:
Rea randa Cianjur anu kaduyung perawan anu muntit-muntit sore-isuk dipalupur sangkan juragan kumetir anu dipalar kabongroy
Terjemahannya:
Banyak janda Cianjur yang terpikat banyak gadis yang membuntuti sore-pagi pakai bedak agar juragan kumetir diharapkan terpikat.
Dari sumber historiografi tradisional di atas, tercermin bagaimana laki-laki tipe ideal kaum wanita dari kalangan menak Priangan. Status tinggi menjadi kriteria utama.
Pernah tau sedikit tentang The Marshmellow Test, dan tertarik lebih jauh. Rupanya ada buku tentang ini dan Anies Baswedan pernah mengulas dalam kanal Youtube-nya. Konsep . . .
Kali ini kita belajar istilah Jawa dari buku “Pitutur Luhur Budaya Jawa“ Kere munggah bale kalau diterjemahkan berarti pembantu yang dijadikan istri oleh tuan atau . . .


