The Social Dilemma adalah dokudrama yang baru saja dirilis oleh Netflix. Kalian semua harus nonton! Terutama generasi millenials.
Dalam dokumenter ini kita dapat mengetahui bagaimana aplikasi media sosial dibuat dan dikembangkan. Terdapat banyak narasumber yang berasal dari internal perusahaan teknologi tersebut, antara lain Twitter, Facebook, Instagram, Google, Pinterest dan lainnya.
Mereka sangat bersemangat dalam membuat aplikasi ini karena merasa membuat sesuatu yang bermanfaat. Namun saat ini mereka menyadari konsekuensi dari teknologi yang mereka buat. Pembuat tombol “Like” pada Facebook berharap hal tersebut menyebarkan semangat yang positif. Akan tetapi saat ini remaja menjadi depresi bila postingan mereka mendapatkan respon “Like” yang sedikit.
Percaya atau tidak, saat ini engineer-engineer itu malah berusaha menjauhkan media sosial dari jangkauan anak-anak mereka. Saat ini mereka berusaha menanggulangi kecanduan mereka dari teknologi yang mereka buat sendiri.
Fitur-fitur media sosial dibuat menggunakan teori psikologi. Hal tersebut yang memungkinkan pengguna memiliki keterlibatan yang dalam. Efek feed video saat menggunakan Youtube seperti slot mesin di Las Vegas. Kita selalu ketagihan melihat video-video rekomendasi berdasarkan video yang kita saksikan sebelumnya.
Banyak bocoran-bocoran tentang teknologi di sini.
Aku sudah lama punya buku “HITMAN – Memoar Seorang Produser Musik Legendaris” namun baru belakangan ini nyempetin untuk mbaca. Buku-buku tentang musik atau musisi termasuk . . .
Pernahkah kamu membaca Terms and Conditions saat hendak memasang aplikasi? Saya rasa hampir ga ada yang mau mbaca, kecuali orang yang sedang iseng. Apalagi kalau . . .



[…] NB: postingan ini masih berkaitan dengan tulisan saya sebelumnya. […]