Kursus online-ku sudah berakhir bulan Oktober kemarin. Berhubung akhir tahun, bulan November dan Desember aku sibuk dengan kerjaan kantor dan harus melupakan sejenak ambisiku.
Awal tahun adalah saat di mana LPDP Tahap I dimulai. Aku jadi teringat dengan satu hal yang belum aku tuntaskan… “Simulasi Tes IELTS”. Akhirnya setelah tiga bulan lewat, pada bulan Januari aku menyempatkan untuk cuti 1 hari demi tes itu.
Aku harus irit-irit dalam mengambil cuti yang memang hanya 12 hari dalam setahun. Karena untuk ambil real test, nantinya aku akan ke Jakarta dan cuti lagi sekitar 3 hari. Belum untuk keperluan-keperluan lainnya…
Aku mengambil tes secara online sehingga bisa dilakukan di rumah saja. Sempat ada kendala dengan situs penyedia tes yang down pada hari H. Akhirnya saat itu aku hanya bisa menjalankan sesi Speaking. Setelah situs aktif, karena sungkan untuk cuti lagi… akhirnya aku izin untuk masuk hanya setengah hari dan melanjutkan simulasi tes Listening, Reading dan Writing di rumah.
Kali ini aku ga berani muluk-muluk untuk membuat target score. Dengan kondisi “menyempat-nyempatkan”… sejujurnya aku ga belajar dalam menghadapi tes ini. Hanya mengandalkan memori dari kursus yang sudah 3 bulan berlalu. Aku bertekad untuk mengejar ketertinggalan setelah simulasi ini.
Alhamdulillah, skornya memuaskan dan naik drastis dari simulasi tes-ku yang pertama. Jadi kesimpulannya: ikut kursus itu memang ngefek.
Saat ini aku menurunkan target overall score-ku lebih realistis yakni 6.5, untuk Listening: 7; Reading: 7; Writing: 6; dan Speaking: 6.
Hasil yang kudapat:
- Listening: on target
- Reading: above target
- Writing: on target
- Speaking: a bit below target
Kasarannya target overall score-ku tercapai, yakni 6.5 karena nilai Speaking terangkat oleh nilai Reading. Dan skor IELTS 6.5 ini sebenarnya cukup untuk melamar di universitas tujuanku. Namun, aku masih ragu-ragu. Saat real test, yang kita hadapi pada sesi Speaking adalah orang bule dan aku rasa tingkat kesulitannya bakal lebih tinggi dari saat simulasi.
Aku khawatir nilai Speaking-ku lebih rendah dari hasil prediksi dan belum mencapai batas aman. Jadi saat ini aku sedang ancang-ancang untuk ikut kursus lagi selama sebulan dengan frekuensi 2 kali pertemuan setiap minggu dan durasi 2 jam per pertemuan, khusus untuk skill Speaking. Untuk skill ini memang yang paling berat karena kita tidak biasa bercakap-cakap dengan bahasa tersebut sementara untuk berlatih memerlukan tandem atau lawan bicara.
Setelah kursus selesai, insya Allah aku akan ambil real test di British Council Jakarta atas saran dari tutorku dan mengambil tipe tes secara online. Hal ini lebih memudahkan dalam sesi Speaking karena item pertanyaan akan muncul di layar. Sementara pewawancara adalah native speaker yang lokasinya bisa saja berada di belahan benua yang lain.
Di bawah ini hasil simulasi tes-ku yang kedua kalinya:
Are you the poison? Are you the cure?I’m not so sure Lagu Muse yang lagi aku sukain… Alhamdulillah, tanggal 19 September 2025 kemarin… kesampaian juga . . .
Saat ini selain kerja kantoran, aku lagi kursus Speaking karena skor IELTS-ku untuk part ini mentok di angka 5.5. Tidak ada target akan kuliah kapan, . . .


